Thursday, July 22, 2004

Harapan

Kita melihat kabur pribadi orang, karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu jiwa.   Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus, karena tidak diajar filsafat atau logika.

Apakah kita tidak dimaksud untuk mengerti itu semua ? Apakah artinya tanda-tanda yang rumit ini ? Apakah ini ? Apakah ini ? Ah, di dalam kemabukan, wajah berdarah akan terlihat sebagai bulan.

Sepi menjadi kaca. Bunga-bunga yang ajaib bermekaran di langit. Aku inginkan kamu, tapi kamu tidak ada. Sepi menjadi kaca.

Kamu menjadi makna. Makna menjadi harapan. Sebenarnya apakah harapan ? Harapan adalah karena aku akan membelai rambutmu. Harapan adalah karena aku akan tetap menulis perasaan asa. Harapan adalah karena aku akan melakukan sesuatu.

Mencintai kamu adalah bahagia dan sedih. Bahagia karena mempunyai kamu di dalam kalbuku, dan sedih karena kita sering berpisah. Ketegangan menjadi pupuk cinta kita. Tetapi bukankah kehidupan sendiri adalah bahagia dan sedih ?

Bahagia karena  napas mengalir dan jantung berdetak. Sedih karena pikiran diliputi bayang-bayang. Adapun harapan adalah penghayatan akan ketegangan.  Mendekati matahari dari satu sisi, memandang wajahmu dari segenap jurusan.  

No comments: