Kira-kira apa rasanya ketika kita menyentuh mata air di sahara setelah puluhan hari lewat berjalan dan semua persediaan air habis…dan hebatnya ketika tinggal menyentuhnya saja - kita baru menyadari kalau semua dalah fatamorgana ?
Kalau seorang Alanis Morissette bicara soal ironis ketika ada ribuat sendok dan yang ia butuhnya hanya sebuah pisau, separuh hatiku bicara ironis dengan semua fatamorgana tadi. Dan aku mencaci semuanya di dalam hati, dari mulai waktu, takdir, semuanya…
Saat itu semua persis badut yang datang padahal aku sama sekali tidak butuh dihibur…
Rasa khawatir berubah menjadi ketakutan yang mematikan nalarku sendiri, lalu menjadi rasa kecewa yang teramat sangat…
Tapi ketika aku mulai menangis, separuh hatiku lagi bicara kalau kita harus melihat sisi terbaik dari sebuah fatamorgana tadi….
Kenapa harus ada fatamorgana ?
Tanpa itu perjalanan panjang akan menjadi kering begitu saja karena harapan tidak pernah tumbuh dari sana. Walaupun detik itu mimpi kita menjadi kepingan bahkan menjadi berbutir…setidaknya kita sempat bermimpi daripada tidak sama sekali…
Dan ketika kita menemukan air yang sebetul-betulnya…semuanya menjadi lebih indah….
Konon…banyak orang bijak bilang..kalau kita baru bisa merasakan indahnya hujan ketika kita sudah cukup diterpa kemarau…
Dan yang terpenting dari semuanya adalah..rasa besar hati kita untuk tetap melakukan perjalanan dan tidak berhenti berharap satu hari kita pasti akan menemukan pelepas semua dahaga.
Karena aku tahu…memutuskan memulai perjalanan adalah keputusan yang luar biasa hebat…karena ada banyak orang yang hanya duduk diam dan hanya bisa berandai-andai kalau satu hari mereka akan memulai satu perjalanan baru untuk hidupnya…- Dan aku rasa jauh lebih baik memulai sesuatu ketimbang kita hanya duduk diam dan berandai-andai…
Jadi…aku berhenti menangisi semua fatamorgana tadi…
Rasanya kalau perjalanan bukanlah satu pencarian, aku rasa Nabi tidak akan pernah melakukan perjalanan "malam" karena ia tidak punya harapan kalau Tuhan itu betul ada...
itu "case" besar :)
dan case ku adalah tidak ingin berhenti berharap kalau Tuhan memberiku banyak sekali kebahagiaan, aku rasa Tuhan hanya membuat kebahagiaan itu sedikit mirip fatamorgana karena Tuhan mau aku belajar menghargai arti dari sebuah mimpi, harapan, usaha dan kerja keras...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment