Saturday, October 09, 2004

A wish....

Ini bukan kasus terburu-buru karena semua jalan mendadak menjadi buntu.
Ini juga bukan masalah kuldesak yang memaksa aku harus memanjat dinding.
Aku rasa ini hanya masalah pilihan sulit dari yang sulit, karena tidak ada pilihan lain.

Aku tidak pernah percaya cinta, tidak pernah berusaha mencari celah atau mencoba mengartikan seperti seorang ahli taksonomi, membuat bagan-membuat inci per-inci arti dari kata per-kata, tidak pernah – bahkan tidak pernah tertarik. Tapi aku percaya satu saat Tuhan akan menitipkan satu bentuk rasa yang hanya bisa dipahami dengan hati – orang menyebutnya cinta – tapi aku menyebutnya anugerah.

Ketika umur menjadi semacam legalitas kita untuk berubah dewasa, rasanya aku perlu untuk memilih jalanku sendiri- kali ini saja. Tidak bermaksud menjadi anak yang durhaka, tidak bermaksud untuk melangkahi semuanya. Aku mungkin bukan anak yang pandai mengambil hati ibuku sendiri, ketika banyak sekali perdebatan yang aku temui, aku memilih menghindar, berdoa mencari waktu jeda berharap pada masa tenang, semoga satu hari Ibuku bisa mengerti kenapa aku menjadi sangat extrim.

Aku hanya ingin hubunganku dengan Tuhan menjadi lebih baik….
Dan bisa berdamai dengan hatiku sendiri…
Apakah salah ketika seorang manusia ingin berubah menjadi manusia yang lebih baik ?
Apakah untuk memulai satu niat baik harus perlu waktu bertahun-tahun ?
Ini bukan satu masa ketika kita harus memilih dan dipilih, bukan satu waktu untuk mebuat daftar baik atau buruk dan menghitung hasil untuk menimbang-nimbang apakah ini betul hal yang kita cari selama ini ?.

Aku sudah pernah lewati masa itu…
Orang bicara padaku kalau aku harus lebih berhati-hati lagi….
Aku bilang…tidak ada satu orangpun ingin gagal – tapi aku lebih tidak mau lagi menjadi orang yang takut gagal karena dari sana biasanya kita belajar akan banyak hal….
Mungkin pada sekian orang perlu waktu untuk mempelajari semuanya lagi dari awal…
Tapi untuk sebagian orang lainnya, mereka hanya perlu menjernihkan hati untuk dapat mendengar dimana sumber suara yang selama ini mereka cari…
Dan aku percaya…bukan waktu yang menjadi ukuran semuanya…tapi kerjernihan hati tadilah yang menentukan ukuran semuanya…

Awalnya aku menyangsikan semuanya karena aku tidak bisa menemukan satu jaminan pasti apakah ini jalan yang betul atau tidak. Tapi kembali lagi…ini bukan lagi masalah jaminan…
Ini masalah kepercayaan kita pada keyakinan terhadap apa yang sudah kita tetapkan.
Aku mohon…hanya bisa memohon semoga Tuhan memberikanku kekuatan untuk meyakinkan apa yang sudah aku tetapkan sebelumnya. Ini bukan doa..mungkin lebih dari sekedar doa….


No comments: