Aku menginap di kantor malam ini. Malam-malam khusyu pertengahan Ramadhan, mendekati bulan November. Ngutak-ngatik assessmentnya BORAS dan READING UNIVERSITY dengan semangat hati walau mata tak mampu kompromi.
Aku kumandangkan kejujuran kepada Bunda tanggal 20 kemaren karena aku sudah memetakan segala resiko yang mungkin lahir. Tak kan lelah aku menanti perubahan dan tak akan hilang cintaku ini meski harapanku tak kembali. Aku selalu siap berpaling dari taman mimpi.
Tapi ternyata TUHAN berkeinginan lain, aku dicoba NYA merasakan kebahagian dunia. Terima kasih atas segala kasih Bunda, aku mohon ampun kepada TUHAN.
Hubungan ku dgn Rie seperti keindahan huruf-huruf TUHAN, meski ada pasang surutnya. Tetapi satu hal pasti yg pernah tidak berubah di masa sesulit apapun, aku selalu merindukan dia dan memujanya. Sebentar lagi kita akan tinggal bareng, dia akan ke Balikpapan sini. Pasti banyak mimpi indah di siang hari yg akan ku jalani, cuma 1 mimpi buruk yg ku harap tidak datang mengetuk pintu kebahagianku. Aku takut dia gak bisa ngerti kehidupan ku, yg nota bene agak-agak “nyeleneh”.
Aku selalu siap berpaling dari taman mimpi. Maafkan jika kau ku sayangi. Sampai kapanpun selalu ada 2 tanganku yang siap memelukmu berbagi detak jantung, karena kau telah tinggalkan hati yang terdalam, hingga tiada cinta yang tersisa di jiwa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment